Kitogalo.com – Palembang terkenal dengan sejarah keagungan Kerajaan Sriwijaya dan lokasi strategis yang dilalui oleh saudagar Cina, Eropa dan Timur Tengah. Ramainya kegiatan perdagangan yang berlangsung bertahun-tahun, lambat laun membuat budaya para saudagar melekat pada masyarakat Palembang. Budaya-budaya Cina, Eropa dan Timur Tengah masih terasa jika menengok arsitektur bangunan, tarian, pakaian, makanan serta perkampungan keturunan-keturunan para saudagar. Salah satunya perkampungan keturunan saudagar Arab yang terkenal dengan sebutan Kampung Al-Munawwar atau Little Arab.
Kampung Al-Munawwar yang terletak di daerah 13 Ulu Kota Palembang dapat diakses melalui dua jalur yaitu jalur darat dan jalur sungai. Jalur darat dapat ditempuh melalui Pasar 7 Ulu atau 10 Ulu, sedangkan jalur sungai dapat ditempuh dari Benteng Kuto Besak atau Pasar 16 dengan menggunakan perahu tradisional “ketek” yang akan membawa langsung ke tepian Kampung Al-Munawwar. Disarankan bagi para pengunjung untuk melewati jalur sungai karena lebih menarik.
Saat memasuki kawasan wisata ini, pengunjung akan dikenakan biaya tiket sebesar Rp 5.000 per orang. Ada syarat khusus bagi pengunjung yang diharapkan mengikuti tata tertib selama memasuki kawasan Kampung Al-Munawwar. Bagi laki-laki diwajibkan memakai celana panjang atau sarung, sedangkan bagi perempuan dianjurkan mengenakan busana muslimah dan tidak ketat, minimal memakai pakaian panjang dan kerudung atau selendang. Tapi jangan khawatir, bagi Anda yang sudah terlanjur mengenakan celana pendek akan diberikan pinjaman sarung untuk bisa memasuki kawasan tersebut.
Jika masuk melalui jalur sungai, atmosfer Timur Tengah mulai terasa saat kita melewati beberapa bangunan rumah kayu berukir milik penduduk. Umumnya rumah kayu tersebut merupakan bangunan lama di mana di antaranya menjadi cagar budaya. Mayoritas penduduknya berparas Timur Tengah dan memegang teguh ajaran Islam terlihat dari cara masyarakat berpakaian. Para perempuan menggunakan hijab dan gamis. Ada pula yang mengenakan cadar membuat suasana yang berbeda.
Arsitektur bangunan tua di Kampung Al-Munawwar ini cukup instagramable, sangat cocok bagi pecinta swafoto atau selfie. Ada delapan rumah bersejarah yang masih berdiri kokoh. Rumah-rumah tersebut memiliki nama tersendiri, di antaranya rumah kembar darat, kembar laot dan rumah batu. Bangunan yang berusia lebih dari 250 tahun ini memiliki arsitektur bangunan yang bernuansa Arab, Eropa dan Palembang sangat menarik untuk dijadikan latar berfoto.
Seorang wisatawan lokal bernama Adlan menyatakan kekagumannya setelah berkeliling kampung bersama beberapa temannya.”Arsitektur Kampung Al Munawwar punya keunikan tersendiri. Gaya bangunan percampuran Palembang, Eropa dan Arab cocok banget buat jadi tempat foto”, kata dia kepada kitogalo.com, Sabtu, 17 Maret 2018.
Kawasan wisata ini memang lebih ramai dikunjungi saat sore hari terutama di akhir pekan. Semakin asik lagi jika menikmati pemandangan matahari terbenam dipinggir tepian Sungai Musi dengan secangkir kopi khas yang biasa disebut kopi Arab dengan merek Kopi Cap Sendok Mas. Tak hanya itu, jika lapar, pengunjung juga bisa menikmati sajian nasi kebuli yang merupakan makanan khas kampung Arab.
Sore itu, hujan rintik membuat sebuah kedai kecil dekat rumah tua bersejarah, terlihat ramai dikunjungi pengunjung untuk berteduh sembari menikmati secangkir kopi. Tak ketinggalan seorang turis asing asal Chile, Andres Peres, tengah menikmati kopi khas Kampung Al-Munawwar. Andres yang didampingi oleh seorang guide lokal, Wira, menuturkan pengalamannya mencicipi kopi tersebut. “Saya bukan penggemar kopi, tapi menurut saya kopinya enak,” ujarnya.
Jika kamu penggemar henna, kamu dapat membuat henna dengan motif khas Timur Tengah. Banyak hal menarik yang bisa disaksikan di Kampung Al-Munawwar, seperti pembacaan Maulid yang biasa dilaksanakan setiap hari Minggu setelah Magrib, setiap hari Senin ba’da Maghrib biasa dilaksanakan Belajar Tajwid Santri Haromain, setiap hari Selasa ba’da sholat Isya dilaksanakan pembacaan Qosidah Burdah, serta Kuliah Tujuh Menit (Kultum) setelah sholat Ashar berjamaah.
Tak lengkap rasanya, jika berkunjung tanpa membawa oleh-oleh. Kamu dapat mengakhiri kunjungan dengan mampir ke salah satu kedai yang menjual souvenir dan kopi khas Kampung Al-Munawwar. Jadi, jangan lupa agendakan waktu akhir pekan bersama teman atau keluarga di tempat ini dan rasakan keunikan sisi lain Kota Palembang.
Aura Nabila