rmol.com

Kitogalo.com – Bali, Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan akan mendorong pembangunan destinasi digital baru di 34 provinsi dan mengembangkan nomadic tourism yang saat ini semakin diminati para wisatawan.

Pria yang akrab disapa Pak AY itu menjelaskan destinasi digital merupakan destinasi wisata yang terdapat banyak spot foto yang instagramable. Hal ini sangat penting mengingat gaya hidup generasi millenial yang selalu mencari posisi foto terbaik saat berwisata ke suatu tempat tertentu.

Hingga akhir 2017, ada tujuh destinasi digital yang terbentuk yang semuanya berkonsep pasar rakyat. Di antaranya: Pasar Kaki Langit di Yogyakarta, Pasar Pancingan di Lombok, Pasar Mangrove di Batam, Pasar Tahura di Lampung, Pasar Karetan di Semarang, Pasar Siti Nurbaya di Padang. Tak ketinggalan, di Palembang juga hadir Pasar Baba Boen Tjit yang terletak di kelurahan 3-4 Ulu, Palembang.

“Hanya perlu ada atraksi pariwisata yang menarik maka pengadaan akses dan amenitas bisa dilakukan dengan menggunakan bahan baku yang bisa dipindah. Misalnya pembangunan glamp camp home pod, dan caravan,” kata dia saat menjadi pembicara utama di acara Rapat Koordinasi Nasional Pariwisata I 2018, Nusa Dua Convention Centre, Bali, 22 Maret 2018.

Menurut Arief, destinasi digital dan nomadic tourism merupakan solusi yang ideal untuk pariwisata Indonesia. Selain itu, kedua konsep ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan memulainya cukup mudah dan murah. Jadi, keterbatasan tiga unsur utama bagi destinasi pariwisata yaitu atraksi, amenitas dan aksesibilitas, bisa diatasi dengan dua solusi tersebut. “Saya menyebutnya 5S. Solusi Sementara, Sebagai Solusi Selamanya,” ujar pria kelahiran Banyuwangi 56 tahun lalu ini.

Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata I 2018 berlangsung pada 22-23 Maret 2018 di Nusa Dua Convention Centre, Bali, membahas berbagai solusi untuk meningkatkan jumlah destinasi dan kualitas pariwisata di Indonesia. Acara ini dihadiri ratusan pelaku pariwisata meliputi dinas pariwisata se-Indonesia, komunitas-komunitas, dan beberapa stakeholder terkait.

Oktarian DS