Ilustrasi Penari Disabllitas (detik.com)

Kitogalo.com, Palembang – Menari merupakan kegiatan yang identik dengan perempuan. Apalagi membawa tarian tradisional yang lemah gemulai. Tak terkecuali juga oleh tiga gadis yang merupakan anak didikan Panti Sosial Bina Daksa (PSBD) Budi Perkasa Palembang ini.

Meskipun memiliki kebutuhan khusus dalam menggerakkan tubuhnya, Eka, Wulan dan Sheriana tetap semangat mempelajari tarian khas Bumi Sriwijaya yaitu Gending Sriwijaya.

Para difabel ini berlatih untuk menunjukkan talentanya di pertunjukan seni dalam rangka perpisahan pada bulan Desember 2018 mendatang. Ingin bisa tampil maksimal, mereka serius mempelajari setiap detail gerakan. Pelatih yang diundang pun yaitu relawan Yayasan Inspirasi Dedikasi Edukasi Indonesia atau Ide Id, Kasyanti.

“Mereka awalnya kesulitan memperagakan gerakan tertentu. Tapi kita dorong untuk jangan malu tampil ke depan. Ini kesempatan untuk kalian, kapan lagi bisa menari” ujar Kasyanti, saat ditulis hari Senin (15/10/2018).

Disela-sela latihan, Sheriana mengaku bahwa dirinya menyukai seni tari, namun tak ada kesempatan untuk menelusuri lebih jauh seni gerak yang satu ini.

“Saya sebenarnya suka tari, tapi tidak ada tempat untuk mengembangkannya. Ketika disuruh menari saya sangat senang,” ujarnya.

Walau keterbatasan gerak pada kedua kakinya, ia pun bersemangat latihan. Meskipun berjalan menggunakan tongkat, tak meredupkan semangatnya untuk terus latihan.

Namun karena tak mampu berdiri dengan kedua kaki telalu lama, pelatih memutuskan untuk menggunakan kursi sebagai alat bantu untuk Sherina dan juga Eka. Sedangkan Wulan, dipercaya sebagai pembawa tepak yang berisi sekapur-sirih untuk tamu kehormatan.

Wah, luar biasa ya semangat teman-teman ini.

Heti Rahmawati