Band T.B.C digawangi oleh empat orang personel yang mengusung genre Rock and Roll Garage (Kitogalo.com / Nandoenk)

Kitogalo.com, Palembang – Bicara Rock and Roll dari dataran Sumatera, tentu tidak pernah bisa menghindar dari nama T.B.C. Band Rock and Roll Garage yang terbentuk pada tahun 2006 ini, masih tetap ada hingga saat ini.

Tai Babi Corporation (T.B.C) merupakan salah satu pioner rock n roll dari Kota Palembang. Band yang beranggotakan empat orang, Oko (Gitar), Rudy (Bass), Nandoenk (Vocal) dan Azhari (Drum) masih miliki keinginan yang kuat untuk bermusik.

Banyaknya band – band yang tumbuh di Palembang tidak menyurutkan niat mereka untuk tetap bermusik. Menurut T.B.C, musik adalah media untuk menyampaikan pesan. Hal itulah yang menjadi alasan untuk tetap berkarya.

“Musik itu media kami untuk menyampaikan pesan. Cita – cita kami bermusik sangat sederhana, hanya ingin menyampaikan pesan. Jika tidak ada pesan lagi, ya udah bubar,” ucap Oko kepada Kitogalo.com, Sabtu (8/12/2018).

Pesan yang dimaksud adalah fakta sosial yang dihadapi hari ini. Pesannya pun beragam, mulai dari isu politik, tentang hiruk pikuk kota, hingga hak – hak perempuan.

Salah satu lagu mereka yang menceritakan kota Palembang, yaitu First Kilometer from Sudirman. Lagu yang menggambarkan macetnya Kota Palembang di KM1 Jl. Jendral Sudirman. Lagu tersebut juga pernah dicover oleh band Rock n roll asal Rusia, The Grace or Hell.

“Lagu itu pernah dibawain sama mereka. Karena kami pernah ketemu di acara International Rock n Roll Nite di Semarang tahun 2011. Saat itu T.B.C dan mereka sama-sama jadi band pengisi acara itu,” ujarnya.

Histeria para penonton saat band T.B.C manggung di salah satu perguruan tinggi di Palembang (Kitogalo.com / Nandoenk)

Oko juga menambahkan bahwa ada band asal Belgia, yaitu Assia yang ingin mengcover lagu ‘woman’s Right’ milik T.B.C. Lagu tersebut menceritakan hak – hak perempuan di mata manusia.

“Mereka itu band Belgia keturunan Medan. Karena orang tua dari dua personil mereka berasal dari Medan, jadi sesama orang Sumatera ya silahkan saja,” ucap Nandoenk.

Disinggung masalah album, T.B.C menjawabnya dengan rasa malu. Karena band satu ini masih dalam proses rekaman untuk album perdananya.

Mengingat usia band yang sudah cukup berumur, T.B.C pun mengakui bahwa rasa malas pernah merundung di keempat personilnya.

“Kami memang pemalas kemarin, karena keenakan manggung dan jalan – jalan. Tapi kita sudah kembali recording untuk melanjutkan album itu,” ungkapnya.

Proses pengerjaan album perdana T.B.C ini dilakukan secara mandiri. Artinya T.B.C tidak melakukan kerjasama dengan pihak label manapun untuk penggarapan album mereka.

“Kami sudah cukup dibantu teman-teman di sini. Mulai dari studio rekaman sampai cover album kami dibantu teman-teman dan tentunya gratis,” kata Nandoenk disambut gelak tawa personel lainnya.