Potret Mahasiswa Unsri gunakan Tanjak (Sumeks.co.id)

Kitogalo.com, Palembang – Banyak sekali cara yang dapat dilakukan untuk mencapai Rekor Museum Republik Indonesia (MURI). Salah satunya yaitu hal kreatif yang dilakukan oleh mahasiswa universitas ternama di Sumatera Selatan, Universitas Sriwijaya.

Melaksanakan ospek atau yang dikenal di UNSRI sebagai Pengenalan Kehidupan Kampus (PK2), Universitas Sriwijaya mewajibkan seluruh mahasiwa baru untuk mengikuti agenda wajib yang merupakan ajang perkenalan bagi mahasiswa baru dengan civitas akademika dan lingkungan UNSRI ini. Kegiatan PK2 sendiri dilaksanakan selama dua hari, yakni pada tanggal 1 sampai 2 Agusutus 2018 di Universitas Sriwijaya Kampus Indralaya.

Digelar tiap tahunnya dengan konsep yang berbeda-beda membuat kegiatan ini dinanti-nanti oleh civitas UNSRI. Dilansir dari Kinerja.net, Menteri Dalam Negeri BEM KM Unsri, Adiwiratama mengatakan bahwa Pelaksanaan PK2 tahun ini timnya akan memberikan gerbrakan baru yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. “PK2 nanti jelas akan berbeda, misalnya saja ditahun ini, kita untuk pertama kalinya akan membuat tiga formasi paper mob. Paper mob tersebut mengandung nilai-nilai sosial, kemanusiaan, dan kebanggaan terhadap Universitas Sriwijaya dan Palembang,” jelas Adiwiratama.

Tak hanya itu, salah satu hal yang mencuri perhatian yakni adanya pemecahan rekor MURI penggunaan tanjak terbanyak secara serempak oleh seluruh mahasiswa baru UNSRI. Tanjak yang merupakan salah satu bagian dari pakaian adat tradisional Sumatra Selatan yang dikenakan sebagai hiasan kepala tradisional khas Palembang yang dulunya sering digunakan oleh masyarakat laki-laki Palembang, terutama kaum bangsawan, saudagar dan pegawai keraton. Pada momen ini, tanjak digunakan oleh 6000 mahasiswa baru UNSRI dari berbagai fakultas.

“Pemecahan rekor MURI penggunaan tanjak terbanyak nanti akan diikuti oleh 6.000 lebih peserta,” kata Adi.

Sejalan dengan tema yang diangkat pada kegiatan PK2 2018, yakni menumbuhkan kebanggan terhadap kebudayaan Palembang, pemecahan rekor muri ini sangat cocok digunakan. Selain itu, momentum ini digunakan untuk memperkenalkan tanjak kepada seluruh mahasiswa.

Wah selamat ya! Sekali dayung dua tiga pulau terlewati, satu kegiatan bisa dua tujuan diraih. Kreativitas mahasiswa memang tanpa batas, hal ini yang patut dicontoh oleh geranasi penerus bangsa.

Heti Rahmawati