Kitogalo.com – Kamu ikut kehebohan Gerhana Matahari Total (GMT) tahun lalu, nggak? Kalau iya, kamu pasti tahu jika Sumatera Selatan dan 10 provinsi yang lain menjadi salah satu daerah yang dilintasi peristiwa bersejarah tersebut. Bayangkan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan Gerhana Matahari Total sangat langka karena butuh waktu sekitar 350 tahun untuk melihat kejadian tersebut di tempat yang sama. Artinya momen sekali seumur hidup, loh.

Trus, di mana lagi orang Palembang menyaksikan gerhana matahari total yang terjadi pagi hari itu kalau bukan di atas Jembatan Ampera. Sebab, jembatan yang panjangnya sekitar 1.117 meter ini sudah jadi ikon atau landmark Kota Palembang. Kok bisa sih? Ini dia lima alasannya.

  1. Jembatan Peninggalan Bung Karno

Jembatan Ampera pertama kali diresmikan pada 1965. Awal berdiri, namanya adalah Jembatan Bung Karno untuk menghargai presiden pertama Indonesia itu yang memperjuangkan keinginan warga Palembang memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi. Namun, setahun setelah itu, terjadi pergolakan politik di mana gerakan anti-Soekarno sangat kuat. Pada 1966, Jembatan kebanggaan warga Palembang itu pun berubah nama menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat).

  1. Jembatan Terpanjang di ASEAN pada masanya

Dengan panjang 1.117 meter, Jembatan Ampera pernah menjadi jembatan terpanjang di Asia Tenggara pada masanya. Selain membuat warga Palembang bangga, tentu juga jadi kebanggaan seluruh rakyat Indonesia.

  1. Jembatan Bisa Naik Turun

Teknologi keren rupanya sudah ada puluhan tahun lalu di Palembang. Di tahun-tahun awal beroperasi, Jembatan Ampera ternyata bisa bergerak naik-turun. Bagian tengah jembatan ini terangkat jika kapal berukuran besar dan tinggi sekitar 44 meter ingin melewatinya mengarungi Sungai Musi. Namun, aktivitas tersebut tidak dilakukan lagi sejak 1970 karena dianggap mengganggu arus lalu lintas penyeberang.

  1. Penghubung Dua Daratan, Ulu dan Ilir

Karena Sungai Musi, Kota Palembang terbelah menjadi dua daratan yang biasa disebut dengan Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Dengan adanya Jembatan Ampera, dua kawasan ini menjadi terhubung dan memudahkan warga Palembang untuk hilir-mudik.

  1. Mempercantik Sungai Musi

50 tahun lebih usia Jembatan Ampera, ia tetap kokoh berdiri. Kini, ia semakin cantik di atas Sungai Musi terutama di sore dan malam hari karena dhiasi lampu warna-warni. Banyak turis mengabadikan foto mereka di atas jembatan atau pun mengambil latar foto Jembatan Ampera dari pinggir Benteng Kuto Besak.

Nana