Workshop Storytelling bersama Angga Sasongko (Sumber: Redaksi kitogalo.com)

Kitogalo.com, Palembang – Siapa yang tidak tahu Film Filosofi Kopi. Film yang mengangkat tentang kekayaan jenis kopi nusantara ini sukses membuat nama Angga Dwimas Sasongko kembali melejit. Tren kafe kopi pun menyeruak di Indonesia pasca film ini booming.

Sutradara kondang ini pun menyempatkan diri mampir ke Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Siswa di SMK Negeri 5 Palembang termasuk yang paling beruntung, karena Mas Angga, sapaan akrabnya ma berbagi cerita dan ilmu tentang dunia perfilman.

Dalam Workshop Storytelling digelar secara gratis pada hari Rabu (17/10/2018) tersebut, para siswa disuguhkan beberapa cuplikan film karya Mas Angga, salah satunya film Filosofi Kopi yang membawanya mendapat penghargaan sebagai Sutradara Terpuji. Dia juga membagikan resep bagaimana cara menjadi storyteller yang baik.

“Selain pintar bercerita dan menyampaikan, ada lagi hal yang paling penting menjadi seorang storyteller. Yang paling manjur dan ajaib yakni mendengar, maka imajinasi dan ide kita bisa bermunculan, harus digali berulang-ulang,” katanya di Ruang Bioskop SMKN 5 Palembang.

Seperti film Cahaya dari Timur yang awalnya dari mendengar cerita tukang ojek, saat dia berada di Ambon. Dari situlah, dia terus menggali hingga bisa menjadi storyteller yang tepat kepada khalayak ramai melalui film ini.

“Ide itu muncul dari imaginasi sehingga akhirnya bisa menceritakan sesuatu melalui film. Walt Disney dan Pixar mengemasnya dengan dua kata yaitu What If, membayangkan sesuatu memiliki perasaan,” ujarnya.

Foto bersama Angga Sasongko dan peserta workshop (Sumber: redaksi kitogalo.com)

Dari sanalah ide muncul dan dikreasikan menjadi suatu cerita yang menarik, lalu mencari solusi bagaimana sesuatu yang kreatif itu bisa menjadi hal yang baru. Menceritakan sesuatu melalui fim juga tak bisa sembarangan.

Segala sesuatunya harus dipikirkaan secara mendetail. Contohnya riset mengenai lokasi syuting, perkiraan harga menuju lokasi syuting, properti yang akan mendukung proses syuting, pemilihan warna-warni yang akan masuk dalam film, serta shoot tambahan diluar dari skrip yang mendukung.

“Pemilihan warna itu harus detail. Aktor harus pakai baju apa, itu juga dipikirkan. Contohnya kalau ada yang pakai baju merah, aktor satunya pakai warna kuning, nanti seperti orang kampanye partai dong,” katanya.

Kolaborasi warna harus tepat seperti pemilihan pakaian berwarna hitam, coklat terus merah dengan gradasinya yang jauh. Hal tersebut juga harus benar-benar dipikirkan dan tidak bisa asal-asalan.

Dalam kesempatan ini, Angga juga mengajak seluruh anak SMK di Palembang agar bisa berkarya didunia perfilman. Terutama bisa berkontribusi dalam ajang kompetisi film pendek, yang bisa dilihat di situs Sinedu.

 

Heti Rahmawati