Kitogalo.com, Palembang – Di bulan suci Ramadan tepatnya pada Sabtu (2/6/18), sejumlah pemuda yang merupakan pegiat komunitas di Kota Palembang mengunjungi Pulau Salah Nama di Kabupaten Banyuasin. Kegiatan ini yang dipimpin oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sumatera Selatan ini untuk berbagi rezeki dengan memberikan donasi berupa satu ton beras.

Lokasi Pulau Salah Nama cukup unik. Berada di wilayah Kabupaten Banyuasin yang tidak jauh dari Kota Palembang, ia terletak di tengah-tengah aliran Sungai Musi. Sehingga, menuju ke sana harus menggunakan kapal kecil untuk menyeberang sekitar 5 menit saja. Karena itulah, ACT Sumsel bersama para pegiatan komunitas di Palembang membawa satu ton beras dengan kapal. Sejumlah komunitas yang ikut bergabung di antaranya Baur Kata, Sobat Literasi Jalanan, Rumah Baling, Turun Tangan, Ruang Bebas Baca, KGB Palembang, MRI Palembang, English Joy Community, dan Rintara Jaya Sumsel.

Kepala cabang ACT Sumatera Selatan, Ardiansyah dalam sambutannya mengatakan bahwa ia berharap kegiatan ini bukan hanya sekedar donasi sekali lewat tetapi akan berkelanjutan. “Semoga saja ini bukan pertama dan terkahir kalinya kita datang kesini dan memberi donasi disini, semoga akan terus berkelanjutan sampai seterusnya”, kata dia.

Ardiansyah menegaskan tujuan organisasi ACT bukan hanya memberi donasi tetapi juga merangkul komunitas-komunitas lainnya untuk bergabung dalam membantu sesama. Tentunya tak hanya di bulan puasa, tetapi di bulan-bulan selanjutnya.

Ketua RT 01 Syahrul bersyukur atas uluran tangan ACT dan pegiat komunitas yang peduli pada wilayahnya. Sebelumnya, beberapa komunitas memang telah mengunjungi lokasi yang terletak di tengah-tengah Sungai Musi itu. “Terima kasih banyak. Ini hadiah lebaran untuk warga Pulau Salah Nama,” ujarnya.

Senang nian kami dikasih galo, pacak untuk ngisi ketupat lebaran kagek. Terimo kasih nian kami,”ujar Nenek Basiah, salah seorang warga Pulau Salah Nama yang sudah berusia lanjut.

Dalam kesempatan kali ini, dua orang turis asing yang berasal dari Italia bernama Lorenzo dan Swiss bernama Sandra turut mengikuti kegiatan tersebut. Mereka berdua adalah traveller yang kebetulan berlibur ke Palembang. Tak ketinggalan mereka ikut berkesempatan melibatkan diri dalam aksi sosial yang sangat bermanfaat tersebut. “This is my the best experience ever”, ujar Lorenzo kepada kitogalo.com.

Dengan adanya kepedulian pemuda dan masyarakat di Sumatera Selatan dalam kegiatan di Pulau Salah Nama ini, ACT Sumsel dan komunitas berharap bisa untuk menjadikan Pulau Salah Nama sebagai lokasi Tourism Humanity yang tentunya dapat mengangkat perekonomian warga.

Heti Rahmawati