Kitogalo.com, Palembang – Siapa yang suka sepak bola? Tentu saja banyak. Tapi olahraga yang mendunia yang kini tak hanya digemari para pria tapi juga wanita memang bikin kompak. Para penyuka bola rela meluangkan waktu hanya untuk menonton dan memberikan dukungan kepada klub kesayangannya. Selain pertandingannya, yang juga sering disorot adalah komentatornya.
Di Indonesia dan juga di dunia, para komentator bola didominasi oleh laki-laki. Di Indonesia ada komentator kondang Bung Towel yang terkenal dengan julukan cap jagungnya. Ada pula Valentino Simanjuntak yang jadi tersohor karena komentar jebretnya.
Kini, ada sosok wanita pertama yang menjadi komentator bola secara langsung di dunia yaitu Vicki Sparks. Jurnalis BBC ini pertama kali menjadi komentator siaran langsung pada acara Piala Dunia di Inggris.
Dilansir BBC.com Vicki tampil saat pertandingan Piala Dunia tahun ini di mana pada Rabu (20/06/2018) Portugal dan Maroko berlaga di Stadion Luzhniki, Moskow.
Menjadi komentator bola pertama, Women in Football–sebuah organisasi yang mempromosikan peran perempuan di bidang olahraga-– mendedikasikan julukan “Pembuat Sejarah” untuk Vicki. Karena pamornya yang luar biasa ini, Vicki telah memotivasi BBC dan ITV meningkatkan jumlah jurnalis perempuan dalam liputannya Piala Dunia tahun ini.
Seperti Jacqui Oatley merupakan komentator wanita pertama pada program Match of The Day BBC, mewakili ITV sementara pemain timnas perempuan Inggris dan Juventus, Eniola Aluko menjadi pengamat dalam siaran itu. Selain itu Gabby Logan sebagai salah satu reporter yang bertugas, sementara pemain tim perempuan Arsenal, Alex Scott menjadi komentator di studio.
Vicki Sparks mencuat pada tahun 2014 setelah BBC melakukan gelombang perekrutan untuk mendapatkan penyiar baru sepak bola untuk Liga Super Perempuan Inggris. Melatarberlakangi bakat Vicki, Radio Newscastle pernah menjadi tempatnya bekerja dan kemudian menjadi Ia kemudian menjadi bagian dari siaran BBC Five Live, Final Score dan Match of the Day.
Vicki mengatakan jika dirinya memang ingin menjadi komentator.”Saya selalu ingin menjadi komentator, kemudian saya bertekad untuk mencobanya, siapa tahu..,” ujarnya.
Lika-liku perjalanannya juga diwarnai dengan sedikit kejadian tidak mengenakkan. Ia pernah jadi pusat pemberitaan tahun lalu saat manajer Sunderland David Moyes melontarkan kata-kata tak pantas. Tak berlangsung lama akhirnya Moyes kemudian minta maaf dan didenda £30.000 (Rp 600 juta) karena lelucon yang tidak pantas saat wawancara.
Heti Rahmawati