Kitogalo.com, Palembang – Kota Palembang menjadi salah satu kota yang memiliki potensi penghasil energi listrik melalui pengolahan sampahnya. Hal ini berawal dari kebingungan dan kewalahan Pemerintah Kota Palembang mengatasi tumpukan sampah rumah tangga yang semakin hari kian bertambah dan menggunung.
Setelah dilakukan berbagai kajian, sejak tahun 2008 digaraplah rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukawinatan Kota Palembang. Pembangkit listrik sampah ini sudah pernah diujicobakan terhadap 50 Kepala Keluarga (KK) dari target 112 rumah yang berada di sekitar pembangkit.
Hasilnya, masyarakat penerima manfaat ini mengaku senang karena harga beli (watt) listrik tidak begitu mahal. Masyarakat benar-benar merasakan adanya kebijakan listrik ini sangat berkeadilan.
Namun sayang, listrik yang berasal dari gas metan ini tidak dinikmati terlalu lama karena pasokan gasnya sedikit. Sehingga tenaga sampah ini hingga memasuki tahun kedelapan tidak beroperasi.
“Kami berharap pemerintah kembali mengoperasikan mesin pembangkit ini sehingga berdaya guna bagi masyarakat, khususnya di sekitar Tempat Pembuangan Akhir,” kata Rahman, salah satu warga di sekitar TPA Sukawinatan yang pernah menikmati listrik yang dihasilkan dari sampah ini dilansir dari Sripoku.com (Jumat, 31/08/2018).
Merespon keinginan masyarakat, pemerintah kembali mengoperasikan mesin pembangkit tersebut. Namun, karena kendala teknis mesin tersebut baru bisa menghasilkan listrik selama dua jam saja.
Menurut Kepala Sarana Pembangunan Palembang Jaya (SP2J) Kota Palembang, Ahmad Novan, tumpukan sampah di TPA seluas 25 ha itu belum semuanya bisa diolah menjadi gas metan sebagai sumber energi listrik. Hal ini dikarenakan kapasitas mesin pengolah belum mampu mengolah semua tumpukan sampah ini. Penangkapan gas metan hanya bisa dilakukan pada sampah yang ketinggiannya mencapai 15 meter. Oleh karena itu, dibutuhkan pemetaan zona disetiap tumpukannya.
“Saat ini pengolaannya masih dilakukan Kementerian ESDM, sudah mau diserahterimakan beberapa waktu lalu tapi karena masih ada kerusakan kami belum mau menerima, sampai PLTSa itu benar-benar maksimal,” jelasnya.
Novan mengatakan, saat ini Pemkot Palembang tengah berjuang bersama Kementrian ESDM agar sumur-sumur tersebut menghasilkan gas metan yang maskimal, sehingga bisa menghasilkan listrik yang diinginkan. Dalam waktu dekat ini, Kementerian ESDM akan melakukan revitalisasi sumur-sumur ini agart PLSTa yang sudah ada tidaklah sia-sia.
“Kalau mau buat sumur baru itu bisa mencapai Rp 5 miliar untuk 20 sumur, ” katanya.
Ditargetkan selesai akhir tahun mendatang, PLTSa ini benar-benar dibenahi secara maksimal, sehingga masyarakat bisa merasakan manfaatnya. “Kalau sudah maksimal, baru kita jual ke PLN. Nanti mereka yang mendistribusikan ke masyarakat,” ujarnya.
Heti Rahmawati