Kitogalo.com, Muara Enim – Jelang panen raya pada bulan Juni dan Juli nanti, sejumlah petani kopi di kawasan Desa Segamit, Semendo, Muara Enim, mulai bersiap. Namun, mereka mengeluhkan beberapa hal terkait kebutuhan panen di kebun kopi yang menghasilkan kopi robusta dan arabika ini.
Tengku Afifudin, salah satu petani kopi yang tergabung dalam Kelompok Tani Cemerlang mengatakan jika para petani kopi di Semendo membutuhkan bantuan dan dukungan dari pemerintah daerah (pemda) Muara Enim dan banyak pihak. Sebagai petani kopi yang mulai menggalakkan petik merah, dia membutuhkan banyak pekerja di saat panen kopi.
“Kebun kopi di Semendo umumnya kebun rakyat, milik perorangan bukan perusahaan. Jadi ketika panen raya, banyak tanaman yang harus dipetik tapi orang yang metik tidak ada. Padahal kami bisa menghasilkan 30-40 ton kopi arabika panen kali ini,” kata dia kepada kitogalo.com saat berdialog dengan rombongan Srivijaya Coffee Exploration 2019, Selasa, 26 Maret 2019.
Pria yang biasa disapa Pak Tengku ini memang merupakan salah satu petani arabika di Semendo yang cukup dikenal masyarakat. Sebab, dialah yang yang selalu mengkampanyekan petik merah untuk kopi arabika dan robusta untuk menjaga dan menghasilkan kopi yang berkualitas dan harga tinggi.
Namun kurangnya pemetik kopi menjadi masalah klasik saat panen besar. Akhirnya, Pak Tengku dan petani lain mempekerjakan orang-orang yang bayarannya juga cukup tinggi. Sebab, luas kebun kopi yang siap panen berjumlah puluhan hektar. “Sebagian kami kerja sama dengan petani lain untuk saling bantu memetik kopi saat panen, tapi tidak maksimal karena mereka juga punya kebun sendiri,” kata dia.
Selain masalah kurangnya sumber daya manusia (SDM), Tengku menegaskan jika para petani juga membutuhkan lantai jemur yang layak untuk hasil panen raya musim tahun ini. Sebab, pada saat panen nanti, hasil kopi dari Desa Segamit saja bisa mencapai puluhan ribu ton. “Kita perlu juga tempat pengeringan dan penyimpanan yang layak agar kualitas biji kopi juga terjaga,” ujarnya.
Duta Kopi Indonesia Salama Sri Susanti mengatakan permasalahan tersebut sebaiknya segera diketahui khususnya oleh pemerintah daerah setempat. Sebab, jika bisa segera diberikan solusi tentu saja bakal menambah hasil produksi kopi yang nantinya bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat.“Sebab, tak sekadar robusta, Semendo juga penghasil arabika terbaik di Sumsel,” ujarnya.
Muna Su’ud