Jaket hujan (Sumber NET)

Kitogalo.com, Palembang – Musim kemarau yang berkepanjangan di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), diperparah dengan kabut asap yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di berbagai kabupaten/kota.

Memasuki Bulan November 2019 ini, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara SMB II Palembang, memperkirakan hujan akan mengguyur Sumsel selama tujuh hari ke depan.

Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Bandara SMB II Palembang Bambang Beni Setiadji mengungkapkan, perkiraan hujan di tanggal 18-24 November 2019 mendatang.

Hujan akan turun dengan volume sedang hingga lebat, yang akan mengguyur beberapa daerah, seperti Kabupaten Lahat, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Selatan, Muara Enim, Banyuasin.

Lalu di Musi Banyuasin (Muba), Musi Rawas (Mura), Musi Rawas Utara (Muratara) dan Empat Lawang. Air hujan juga akan mengguyur kota Prabumulih, Palembang, Lubuk Linggau dan Pagaralam.

“Untuk kriteria hujan ringan di wilayah Kabupateb OKU Timur, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir. Sedangkan hujan yang berpotensi ekstrim disertai petir dan angin kencang akan terjadi pada 19-21 November 2019,”ungkapnya, Senin (18/11/2019).

Secara lokal, kondisi hujan akibat awan konvektif dan orografis di wilayah Sumsel bagian barat. Karena kelembaban udara lapisan atas, cukup memadai untuk pertumbuhan awan dan berdataran tinggi.

Biasanya hujan yang terjadi berlangsung sebentar, sporadis atau berbeda tiap tempat dan berpotensi petir disertai angin kencang.

Terkait potensi asap, BMKG Stasiun Meteorologi SMB II Palembang mencacat akan berkurang pada tiga hari ke depan yakni tangal 19-21 November 2019 mendatang. Hanya saja, potensi asap masih ada karena angin umumnya dari arah timur ke tenggara dengan kecepatan 5-20 knot.

Masuknya asap karena masih terjadi titik panas di wilayah sebelah tenggara Kota Palembang. Sumber asap yakni dari wilayah Banyuasin I, Pampangan, Pedamaran, Cengal dan Pematang Panggang umumnya meningkat pada pagi hari yakni pukul 06.00 WIB hingga 08.00 WIB.

Fenomena asap diindikasikan dengan kelembapan yang rendah dengan partikel-partikel kering di udara, hal ini akan mengurangi jarak pandang, beraroma khas, perih di mata, mengganggu pernafasan dan matahari terlihat berwarna oranye, merah pada pagi atau sore hari.

“Untuk jarak pandang terendah pada pagi hari tanggal 18 November 2019 berkisar hanya 2000-3000 meter dari pukul 06.00-07.00 WIB dengan kelembapan pada saat itu 85-92 persen,” ujarnya.

Editor : Nefryu

BACA JUGA :

Equnix Siap Perkuat SDM Software Open Source di Palembang

Wow.. Lulusan SMK di Sumsel Sumbang Angka Pengangguran Terbanyak

Aksi Relawan Cantik Padamkan Karhutla di Kabupaten OKI