Kitogalo.com, Musi Banyuasin – Produk inovasi Bahan Bakar Nabati (BBN) yang berasal dari minyak kelapa sawit akan dihasilkan dari Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Sumatera Selatan (Sumsel).

Produk ini kini masuk dalam dalam tiga produk inovasi Indonesia atau produksi dalam negeri.

Dimana menjadi program super prioritas, yang akan dikembangkan pemerintah bekerja sama bersama dunia usaha.

Kabar gembira tersebut telah dilansir berdasarkan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro ke media massa berdasarkan hasil dari Ratas (Rapat Terbatas) Kabinet.

Ratas tersebut memutuskan 3 program super prioritas nasional, yakni tiga produk super prioritas inovasi adalah inovasi katalis, garam dan drone.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muba Herryandi Sinulingga membenarkan informasi tersebut.

Menristek sudah melansir ke publik tentang BBN dari Muba masuk dalam tiga produk super prioritas.

“Informasi tengang itu ada di website Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi,” katanya, Selasa (11/2/2020).

Mengutip pernyataan Menristek/ Kepala BRIN, bahwa produksi bahan bakar nabati atau sering disebut green fuel atau bahan bakar hijau, adalah temuan dalam bentuk katalis, yang disebut katalis merah putih.

Katalis merah putih ditemukan tim yang dipimpin Prof Subagyo dari Institusi Teknologi Bandung (ITB), yang mengubah minyak inti sawit dengan menghasilkan tiga jenis bahan bakar.

Seperti bensin, minyak diesel, dan avtur yang semuanya nabati berasal dari kelapa sawit.

Menurut Menristek Bambang Brodjonegoro, karena katalisnya sudah ditemukan, maka tahapan berikutnya sudah diberikan prioritas oleh Presiden Joko Widodo.

Langkah ini juga didukung Kementerian BUMN serta Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit dan mulai dibangun pabrik minyak nabati industri untuk menghasilkan minyak inti sawit dari perkebunan.

“Kita akan menggunakan dua pilot di dua yaitu di Kabupaten Musi Banyuasin di Sumatera Selatan dan di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau,” ujar Menristek/ Kepala BRIN.

Sebelumnya rapat terbatas Kabinet Kerja Kamis, 6 Februari 2020 lalu, Presiden Joko Widodo menyampaikan tiga prioritas inovasi kepada Menristek Bambang Brodjonegoro.

Dengan memerintahkan menteri atau pejabat dari lembaga terkait untuk bisa mendukung tiga prioritas utama itu.

Presiden telah memutuskan ada tiga yang super prioritas inovasi produksi dalam negeri.

Yaitu katalis yang mengubah minyak inti sawit menjadi bahan bakar nabati, industri garam yang terintegrasi, dan penyelesaian prototipe maupun produksi dari drone combatan elang hitam.

Untuk merealisasikan berdirinya pembangunan BBN dari Industrial Vegetable Oil (IVO) dan Crude Palm Oil (CPO), Bupati Muba Dodi Reza Alex telah bertemu dan menyampaikan rencana tersebut kepada Menristek Bambang Brodjonegoro.

Pertemuan itu dilakukan pada tanggal 3 Februari 2020, di Rapat Koordinasi Pemanfaatan Hasil Riset dan Inovasi Untuk Pembangunan Industri Katalis Nasional dan Bahan Bakar Nabati (BBN) di ruang rapat lantai 24 Gedung BPPT II, Jakarta Pusat.

“Penggunaan minyak nabati sebagai bahan bakar akan memberikan banyak manfaat. Pertama, akan menekan impor BBM dan kedua bisa menjaga harga komoditas kelapa sawit karena akan terserap oleh pasar dalam negeri. Kami berkeyakinan Musi Banyuasin akan siap dalam realisasinya nanti. BBN adalah suatu terobosan penemuan yang luar biasa, sebagai pengganti BBM,” kata Menristek/ Kepala BRIN.

Menurut Menristek, akan ada dua pola yang ditawarkan dalam upaya realisasi dan dukungan BBN, yaitu menggunakan sistem pola investor dan BUMN.

“Kita nanti akan berkoordinasi dengan Menteri BUMN untuk menugaskan BUMN atau investor yang bergerak di bidang pengolahan bahan baku (kelapa sawit) di Muba,” katanya.

Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin mengungkapkan, Kabupaten Muba sangat serius untuk realisasi BBN yang merupakan inovasi pengolahan kelapa sawit menjadi bahan bakar nabati.

“Untuk pembangunan pabrik IVO dan CPO Muba menggandeng ITB. Alhamdulillah saat ini feasibility studi sudah selesai. Insya Allah 2021 sudah mulai berjalan,” ujarnya.

Menurut Bupati Muba juga Ketua KADIN Sumsel, Kabupaten Muba juga telah melakukan program peremajaan perkebunan sawit berkelanjutan (sustainable) milik kebun rakyat, yang saat ini sudah puluhan ribu hektar lahan yang sudah diremajakan.

“Pembangunan pabrik dan realisasi BBN ini merupakan kelanjutan dari program peremajaan perkebunan sawit milik rakyat. Jadi program ini benar-benar berkelanjutan,” ucapnya.

Dodi juga memaparkan, produksi BBN akan dapat mengurangi ketergantungan terhadap BBM dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani sawit.

“Program ini juga merupakan keinginan bapak Presiden Joko Widodo dan tentu sangat selaras dengan cita-cita kami warga Muba yang mana mayoritas petani sawit,” ujarnya.

Untuk pembangunan pabrik IVO dan CPO Pemkab Muba sangat siap secara mandiri.

“Namun prinsipnya pabrik ini harus terealisasi dan berada di Muba. Pola pendanaan akan dilakukan dengan pola gotong royong dengan para pihak. Menristek sudah menyiapkan dua pola pendanaan, yakni investor atau BUMN dengan menggandeng KUD dan BUMD di Muba,” kata Dodi Reza Alex.

Editor : Nefryu