Suasana perlombaan perahu bidar (antaranews.com)

Kitogalo.com, Palembang – Festival perahu bidar tidak pernah absen dalam setiap perayaan ulang tahun Kota Palembang hingga perayaan nasional. Perahu bidar menjadi hiburan rutin warga Palembang dan membangkitkan euforia bagi para peserta yang mengikuti perlombaan ini.

Berdasarkan sejarah, perahu bidar ini dulunya digunakan untuk menjaga keamanan wilayah, saat Kolonial Belanda berusaha menjajah Kota Palembang. Kesultanan Palembang Darussalam membentuk patroli sungai dengan menggunakan perahu bidar.

Perahu bidar awalnya bernama perahu pencalang, yang berasal dari kata pancal yaitu lepas dan ilang yang berarti menghilang. Perahu pencalang diartikan sebagai perahu yang mempunyai kecepatan laju dan mudah menghilang.

Ada dua jenis perahu Bidar yang biasa digunakan, yaitu Perahu Bidar Tradisional dan Perahu Bidar Prestasi. Ada perbedaan diantara kedua perahu ini.

Jika Perahu Bidar Tradisional berukuran besar dan dikayuh sekitar 40-60 orang. Perahu ini lebih besar dengan panjang 29 meter, tinggi 80 sentimeter dan lebar 1,5 meter.

Sedangkan Perahu Bidar Prestasi memiliki panjang sekita 12,70 meter, tinggi 60 sentimeter dan lebar 1,2 meter. Perahu jenis ini dikayuh menggunakan tenaga 20 – 24 orang awak.

Selain untuk alat patroli di perairan, perahu bidar juga digunakan sebagai alat transportasi warga. Bahkan perahu bidar sering digunakan oleh para raja dan pangeran di Kesultanan Palembang Darussalam menuju ke berbagai lokasi di seputaran wilayah Sumsel.

Bentangan Sungai Musi juga menjadikan perahu bidar ini sebagai alat berniaga. Banyak warga yang mengalihkan fungsinya sebagai sarana perdagangan. Saat itu para awak perahu mengayuh dengan galah atau bambu.

Lomba perahu bidar dulunya dinamakan kenceren. Event ini juga menjadi kegiatan rutin di masa Kolonial Belanda, saat menyambut kedatangan tamu dari Kerajaan Belanda.

Di Kota Palembang sendiri, lomba perahu bidar juga digelar di beberapa event dan tempat. Seperti perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Palembang dan HUT Republik Indonesia setiap tahunnya di Plasa Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang.

Kompetisi ini juga turut digelar saat HUT Kecamatan Karyajaya Palembang dan Kecamatan Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir (OI) Sumsel.

Editor : Nefryu

BACA JUGA :

Sumsel Targetkan Jadi Provinsi Terbaik Peduli HAM Tahun 2019

Salut.. Dua Pelajar asal Palembang Juarai Lomba Faber Castell Indonesia

Roca Coffee&Resto, Tongkrongan Baru Penikmat Kopi Sumsel