Kitogalo.com, Palembang – Pelajar SMAN Sumsel terus menorehkan prestasi di bidang akademik.

Bahkan beberapa hari lalu, dua pelajar sekolah yang berada di Jakabaring Palembang ini meraih medali di ajang kompetisi ilmiah tingkat nasional.

adalah Berlin Fitrah Alkausar (17) dan Khairul Apandi (16), siswa kelas XI SMAN Sumsel yang berhasil menciptakan alas kaki anti bakteri yang ramah lingkungan.

Karya ilmiah mereka diikutsertakan dalam kompetisi Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) 2020 di Jakarta, pada tanggal 21-23 Februari 2020 lalu. Mereka akhirnya terpilih menjadi Juara 3 dan meraih medali perunggu.

Menurutnya, bahan baku alas kaki ini ternyata berasal dari Enceng Gondok, yang menjadi limbah sungai di depan sekolahannya.

Saat mendapatkan tugas membuat karya tulis, kedua pelajar ini mencari apa yang bisa diolah untuk menjadi produk yang bernilai. Mereka lalu melihat banyaknya Enceng Gondok, di aliran sungai di depan sekolahnya, yang mengganggu aktifitas warga sekitar.

Lalu, mereka mencaritahu apa manfaat Enceng Gondok tersebut. Setelah mengetahui ada senyawa Flavanoid di dalam tumbuhan ini, mereka lalu memikirkan apa yang akan diproduksinya.

“Karena ada masalah krusial di asrama sekolah yaitu bau kaki. Jadi kami mencaritahu manfaat Enceng Gondok ini. Ternyata senyawa kimia Flavanoid di tumbuhan ini, bisa mereduksi bakteri Staphylococcus aureus, penyebab bau kaki,” ucap Berlin, Rabu (26/2/2020).

Didampingi guru Kimia SMAN Sumsel Nur Patmi, mereka melakukan penelitian dari bulan November 2019 hingga Januari 2020. Akhirnya mereka berhasil menemukan solusi yaitu dengan membuat alas kaki anti bakteri.

Berlin, Khairul didampingi Guru Kimia SMAN Sumsel Nur Parmi memamerkan Prototype alas kaki anti bakteri dan medali perunggu hasil kompetisi ISPO 2020 di Jakarta (Nandoenk / Kitogalo.com)

Ditambahkan Khairul Apandi, bahan yang digunakan yaitu Enceng Gondok, pelepah Palem, Tepung Tapioka yang dicampur dengan zat kimia Natrium Hidroksida.

“Enceng Gondok dan pelepah Palem dihaluskan, lalu dicampur Tepung Tapioka dan Natrium Hidroksida secara merata. Bahan tersebut disaring dan diambil seratnya dengan metode pulping, yang dibuat menjadi alas kaki anti bakteri,” ucapnya.

Selain mengandung zat kimia menghancur bakteri bau kaki, Enceng Gondok juga berfungsi menyerap air dan mudah dibentuk.

Mereka juga menguji alas kaki ini ke puluhan siswa di SMAN Sumsel. Dan hasilnya, alas kaki tersebut masih awet dan bisa mereduksi bakteri penyebab bau kaki, dari 14 hari hingga 1 bulan.

Penemuan ini akan terus dikembangkannya hingga bisa diproduksi secara massal. Mereka akan melakukan penelitian lebih lanjut, agar produknya bisa tercipta dengan sempurna.

“Rencana ke depan akan dipasarkan melalui kerjasama dengan pemilik perusahaan sepatu, itu keinginan kita. Meskipun sekarang belum ada target perusahaan mana, tapi akan kita buat proposal kerjasama agar bisa dipasarkan,” katanya.

Menurut Nur Patmi, guru Kimia SMAN Sumsel, ada ;ebih dari 3.000 proposal karya ilmiah yang ikut seleksi awal ISPO 2020 tersebut. Namun hanya 152 proposal karya ilmiah, yang dipertandingkan, salah satunya karya ilmiah siswanya.

“Setelah berhasil menciptakan produk ini, karya ilmiahnya dikirim ke kompetisi ISPO 2020, didukung oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel dan PT Bukit Asam. Alhamdulillah mereka dapat medali perunggu,” katanya.

Editor : Nefryu