Kabut asap pekat di depan kantor Dinas Perindustrian Sumsel (Kitogalo.com / Nefryu)

Kitogalo.com, Palembang – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kenten Palembang meninjau pekatnya kabut asap pada hari Senin (14/10/2019).

Menurut Kepala BMKG Stasiun Kenten Nuga Putrantijo, pada Senin pagi  kabut  asap  yang menyelimuti kota Palembang memang cukup pekat, jika dibanding dengan sehari sebelumnya.

Namun dia menegaskan tidak ada pernyataan yang signifikan mengenai jumlah  hotspot di wilayah Sumsel.

“Penyebabnya adalah arah angin, dimana angin dominan dari arah timur dan kiriman asap dari perbatasan daerah Jambi. Kondisi suhu dipermukaan lebih dingin dari udara atas, sehingga asap yang diatas turun. Itu juga yang menyebabkan asap turun ke bawah,” ujarnya, Senin (14/10/2019).

Kemarau pada tahun 2019 ini, lanjutnya, lebih kering jika dibanding dengan kemarau pada  tahun 2018. Karena itu, kondisi yang ada saat ini memerlukan perhatian dari semua pihak.

Dalam pengamatan BMKG Stasiun Kenten, debu atau partikulat (PM 10) indikator dari ISPU di beberapa tempat meningkat.

“Tapi yang berhak mengeluarkan kondisi udara sehat ataupun tidak sehat adalah Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) dan dinas kesehatan,” ucapnya.

Pekatnya kabut asap pada hari Senin ini, langsung ditanggapi serius Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel.

Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel Nasrun Umar mengatakan, segala upaya penanggulangan bencana karhutla telah dilakukan Pemprov Sumsel, termasuk menurunkan satuan tugas khusus untuk menangani karhutlah.

“Hari ini saya ditugaskan langsung oleh Gubernur Sumsel, untuk mendengarkan secara langsung dari BMKG. Apa saja penyebab kian pekatnya asap yang menyelimuti kota Palembang,” katanya.

Pemprov Sumsel juga terus memperhatikan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) yang meningkat. BPBD Sumsel sudah membuka sejumlah titik lokasi sebagai tempat singgah, bagi warga yang mengalami sesak napas. Terutama yang  akan bepergian terutama di  Bandara  Sultan Mahmud Badaruddin  II Palembang.

“Masyarakat yang tiba-tiba mendadak mengalami sesak napas bisa memanfaatkan posko atau rumah singgah (safe house) yang telah dibentuk. Disana ada  tabung oksigen dan sejumlah kelengkapan  peralatan penanganan pertama untuk masyarakat. Kita juga sudah membagi masker disejumlah ruas jalan di dalam  Kota  Palembang,”  ujarnya.

BACA JUGA :

Kabut Asap Ganggu 28 Jadwal Penerbangan Pesawat di Bandara SMB II Palembang

Meme Lucu ini Viral Saat Jembatan Ampera Hilang Akibat Kabut Asap

Kabut Asap Kembali Tebal, SD-SMP Diliburkan Selama 3 Hari