Kebakaran hutan dan lahan di Sumsel (Sumber : Merdeka.com)

Kitogalo.com, Palembang – Kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera Selatan (Sumsel), terus menjadi momok menakutkan baik bagi warga, perusahaan maupun pemerintah.

Memasuki musim kemarau yang diprediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada awal Juni 2019 mendatang, ancaman karhutla pun terus diantisipasi oleh berbagai pihak.

PT Minamas Plantation yang menjadi perusahaan perkebunan sawit di Sumsel, melakukan berbagai cara untuk mengantisipasi karhutla di area perusahaan.

Menurut CEO Region Minamas Plantation, Kenneth Shreedharan, antisipasi yang dilakukan perusahaan yaitu menerapkan kebijakan Zero Burning. Kebijakan ini ternyata juga dilakukan di seluruh lokasi perusahaannya, seperti di Pulau Kalimantan dan Sulawesi.

“Zero Burning dilakukan untuk penanggulangan kebakaran, yaitu dengan membangun 72 menara api yang tersebar di seluruh perkebunan PT Minamas Plantation,” ujarnya ,Sabtu (18/5/2019).

Puluhan unit menara api tersebut dibangun dengan ketinggian 15 meter. Ada juga pemasangan Fire Index, yaitu papan pengumuman di wilayah operasi perkebunan perusahaan.

Mereka juga bekerjasama dengan pemerintahan lokal, untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat, yaitu dengan membentuk Masyarakat Peduli Api (MPA).

“Saat ini sudah ada 10 MPA yang kami fasilitasi. Kami juga memastikan semua karyawan selalu waspada terhadap risiko terjadinya kebakaran lahan,” katanya.

PT Minamas Plantation sendiri memiliki 8 kebun yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Sumsel. Setiap perkebunan melengkapai alat pemadam kebakaran, di seluruh unit usaha yang sesuai dengan mandat pemerintah.

Editor : Nefryu