Kitogalo.com, Palembang – Demi memberi kenyamanan berkendara, moda transportasi kereta api ringan (Light Rail Transit) Palembang melakukan simulasi sebelum dibuka untuk massal. Salah satu simulasi yang menjadi fokus pada teknis LRT terjadi ketika mogok akibat padamnya aliran listrik.
Dilansir dari Sripoku.com, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) LRT Sumsel, Suranto mengungkapkan yang paham akan kasus teknis ini hanyalah operator. Namun alternatif untuk kereta mogok karena kerusakan motor dan sebagainya bisa diupayakan dengan didorong atau ditarik oleh rangkaian kereta lain.
Namun untuk kereta yang berhenti beroperasi akibat listrik padam bisa dilakukan beberapa rekayasa penangan seperti penumpang yang dievakuasi ke stasiun terdekat dan menggunakan walk way yang sudah tersedia. “Kalau kereta mogok akan didorong kereta lain. Sementara penumpang di evaluasi lewat walk way,” ujarnya.
Suranto menyampaikan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam operasional LRT harus dilaporkan ke petugas agar bisa dilakukan koordinasi untuk penanganan lanjutan. “Tentunya setiap kejadian harus dilaporkan ke petugas di stasiun untuk dikoordinasikan penanganannya,” kata dia.
Simulasi lain yang juga dilakukan oleh petugas yakni mengenai persinyalan kereta berjalan normal jalur kanan, kereta berjalanan contra flow (berjalan di jalur kiri), jika ada barang atau orang jaruh dari peron ke track, dan juga evakuasi penumpang saat terjadi bencana alam dan sebagainya.
Simulasi ini sangat penting dilakukan karena keselamatan penumpang adalah yang utama. “Keselamatan penumpang jadi fokus utama kita, jadi jelang beroperasi ini berbagai simulasi terus kita lakukan. Agar pada saat dibuka secara umum tak ada hambatan,” harap Suranto.
Selain itu, jadwal perjalanan LRT juga akan disesuikan dengan kendaraan umum lainnya agar tidak berhimpitan jalur yang menghambat kelancaran perjalanan.
“Saat ini masih dibahas mengenai integrasinya. Yang jelas akan menghindari rute angkutan yang berdekatan dengan LRT,” katanya.
Saat ini perkembangan progres pembangunan LRT sudah mencapai 94,515 persen dengan beberapa stasiun yang sudah bisa dioperasikan penumpang untuk naik dan turun dari LRT. Beberapa stasiun yang sudah bisa dibuka adalah stasiun DJKA/Opi, Jakabaring, Ampera, Cinde, Bumi Sriwijaya dan Bandara SMB II.
Heti Rahmawati