Kitogalo.com, Palembang – Permasalahan volume sampah yang semakin meninggi serta kurangnya pengelolaan sampah di setiap kecamatan di Palembang, membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang mencari solusi terbaik.
Salah satunya dengan menjadikan Kecamatan Kalidoni sebagai pilot project dalam pengurangan dan pengelolaan sampah di Kota Palembang.
Wakil Wali Kota (Wawako) Palembang Fitrianti Agustinda langsung mengajak 18 camat di Palembang, untuk belajar untuk melihat secara langsung bagimana proses peleburan sampah di Instalasi Pengolahan Sampah 3R di Kecamatan Kalidoni Palembang.
Menurutnya, dalam satu hari sampah yang masuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hampir 1.300 ton. Semua yang masuk di TPA ini tidak dikelola lagi, sehingga penumpukan terus terjadi dan menggunung.
“Lebih baik setiap sampah yang ada di kecamatan masing-masing agar bisa dikelola dan mengurangi sampah yang ada di TPA. Seperti yang dilakukan di Kecamatan Kalidoni Palembang,”katanya, Selasa (14/5/2019).
Dia bersama 18 camat yang hadir untuk melihat bagaimana fungsi alat tersebut dalam mengelola sampah dan bagaimana kerjanya.
Instalasi Pengolahan Sampah di Kalidoni memiliki lahan 500 Meter untuk dimanfaatkan tempat pengelolaan sampah.
Mereka akan mencari lahan yang dimiliki oleh Pemkot Palembang, juga berkoordinasi dengan Kadis DLHK Palembang, bahwa ada lahan digunakan sebagai tempat pembuangan semetara yang akan kita manfaatkan sebagai Bank sampah.
“Ini tidak bisa ditunda-tunda lagi, karena harus segera diwujudkan mengingat sampah yang dihasilkan jumlahnya semakin banyak. perbuatan baik harus didukung penuh,” katanya.
Ari Wijaya Camat Kalidoni mengungkapkan, jika mesin yang kita miliki ada dua, yaitu fungsinya sebagai pencaca dan menghancurkannya. Sehingga bisa diuraikan sesuai jenis sampah yang ada.
“Masalah yang diungkapkan camat lain yaitu mengenai masalah Sumber Daya Manusia (SDM). Kami hanya memberdayakan kurang lebih 2 orang untuk memilah-milah sampah, yang datang kemudian dikelolah sampai masuk ke dalam mesin pencaca,” ujarnya.
“Ini baru tahap proses pembelajaran namun secara langsung bisa menghasilkan sesuatu dari sampah tersebut, Minimal setiap kecamatan harus bisa mengolah sampah yang ada di wilayah mereka sehingga bisa mengurangi volume yang ada di TPA,” katanya.
Editor : Nefryu