Kitogalo.com, Palembang – Tim advokasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) se-Indonesia, menyikapi adanya kekerasan jurnalis pada aksi mahasiswa yang digelar seretak di seluruh wilayah di Gedung DPR.
Di Palembang Sumatera Selatan (Sumsel) sendiri, Tim Adokasi AJI belum mendapatkan laporan adanya kekerasan yang terjadi saat aksi tersebut.
Mahasiswa BEM se-Sumsel melakukan aksi penolakan KUHP dan RUU KPK serta RUU Pertanahan, yang berakhir ricuh di depan gedung DPRD Sumsel Selasa (24/9/2019).
Menurut Tim Advokasi AJI Palembang Muhammad Moeslim, mereka mendapat laporan bahwa ada beberapa jurnalis yang mengalami kekerasan saat peliputan aksi demo mahasiswa.
“Kalau di Palembang kita belum ada laporan dari rekan jurnalis adanya kekerasan atau intimidasi. Para jurnalis di sini dapat menjalani tugasnya tanpa ada kendala,”kata dia, Rabu,(25/9/2019)
Namun, Komite Keselamatan Jurnalis (Tim Advokasi AJI) juga menerima laporan sejumlah jurnalis, menjadi korban kekerasan saat aksi di Jakarta dan Makassar.
Juru Bicara Komite Keselamatan Jurnalis sekaligus tim Advokasi AJI indonesia Sasmito Madrim, meminta polisi mengusut tuntas kekerasan yang terjadi dalam aksi mahasiswa tersebut. “Kita minta polisi usut tuntas adanya kekerasan terhadap jurnalis,” ujarnya.
Editor : Nefryu
BACA JUGA :
7 Safety Tools yang Wajib Disiapkan Sebelum Ikut Aksi Demo
Riuhnya Demonstrasi Ribuan Mahasiswa di Gedung DPRD Sumsel
Ribuan Mahasiswa Longmarch Menuju ke Gedung DPRD Sumsel