Kitogalo.com, Palembang – Memilih pemimpin bukanlah hal yang bisa dilakukan secara spontanitas. Harus banyak bahan pertimbangan untuk memilih seorang apakah layak atau tidak dijadikan sesosok pemimpin ideal.
Sejalan dengan Pemilihan Umum (Pemilu) pada bulan April 2019 mendatang, karakter-karakter pemimpin ideal mulai muncul dibenak masyarakat sebagai ujung tombak dari Pemilu. Hal ini dilatarbelakangi oleh kondisi negara, yang banyak dinilai para calon pemimpin dalam fase sedang tidak baik.
Seperti yang dikatakan oleh Agri, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP).Turunnya kondisi negara membuat pemilih harus cerdas menentukan pemimpinnya kedepannya.
“Keadaan negara sekarang menurun, kita sangat membutuhkan pemimpin yang mau dan berani ambil resiko. Sekalipun mempertaruhkan jabatannya sendiri” katanya, saat diwawancari Kitogalo.com, Kamis (11/10/2018).
Selain pemimpin yang gagah berani dalam hal resiko, Agri berharap pemimpin yang akan datang bisa menjadi pemimpin yang benar-benar demokratis.
“Saya berharap pemimpin selanjutnya berpihak pada rakyat, tidak sekedar memperkaya diri atau pun golongannya. Karena pemimpin itu kan dari rakyat, oleh rakyat dan tentu untuk rakyat,” ujarnya.
Muhammad Tri, alumni Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) Palembang menilai, keadaan negara juga merupakan faktor yang harus dijadikan landasan untuk memilih pemimpin.
”Kondisi ekonomi kita lemah, seperti nilai rupiah terhadap dollar yang terus turun. Kondisi alam juga sedang tidak begitu bersahabat, sosok pemimpin bijaksana harus hadir ditengah-tengah kita sekarang” ungkapnya.
Amanah itu, lanjutnya, karakter pertama yang harus dimiliki seorang pemimpin. Dari 100 persen janji-janji kampanye, harus 80 persen program dijalankan dan berkelanjutan.
Nah, sekarang giliran kamu yang harus ikut menentukan bagaimana tipe pemimpin ideal. Agar hasil Pemilu 2019 nantinya bisa sesuai dengan suara hati rakyatnya…
Heti Rahmawati