Kitogalo.com, Palembang – Seperti sudah jadi rutinitas setiap tahun, menjelang HUT RI warna-warni mainan khas Kota Palembang berjejer rapi menghiasi sepanjang Jalan Merdeka. Wajar saja inisiatif untuk menjual mainan replika ini sudah ada sejak jaman nenek moyang mereka dalam menyambut hari kemerdekaan. Hal ini juga terjadi jelang HUT RI ke-73. Banyak pedagang menjajakan barang dagangannya di pinggiran jalan, tepatnya di sekitaran Kantor Walikota.
Adapun mainan khas yang banyak dijumpai ialah replika perahu hias, replika kapal sungai musi, becak motor, jembatan Ampera dan replika kendaraan yang digunakan saat masa perjuangan. Uniknya, benda-benda ini dibuat dengan menggunakan bahan-bahan bekas seperti karton bekas, gabus dan kayu bekas olahan bangunan yang didaur ulang ini memiliki nilai jual.
Peminat mainan tradisional ini biasanya datang saat mendekat HUT Kemerdekaan RI. Di moment perayaan kemerdekaan, para penjual mendapat keuntungan sebesar Rp 150 ribu hingga Rp 300 ribu per hari.
Dilansir dari Sripoku.com, salah satu penjual mainan khas 17 Agustus, Amin mengatakan ia termasuk salah satu pedagang musiman lantaran ia membuka lapak hanya dibulan Agustus saja. “Kita Jualan saat bulan Agustus pertengahan, sampai besok itu pada jualan mainan replika karena ini mainan yang ada hanya saat menjelang 17 Agustus aja,” jelasnya.
Pria yang menjajakan barang jualannya di sekitaran Sungai Sekanak ini juga mengaku peminat permainan tradisional seperti yang ia jual semakin tahun semakin berkurang. Hal ini disebabkan pergeseran zaman yang lebih canggih.
“Mungkin pergeseran zaman yang membuat mainan tradisional seperti ini kurang diminati, sekarang sudah sepi anak-anak kecil jarang beli mainan seperti ini, tapi apa boleh buat kita tetap memperkenalkan mereka mainan seperti ini,”ujarnya.
Sementara itu, Dara seorang pembeli mainan tradisonal 17 Agustus mengungkapkan bahwa ia membelikan mainan ini untuk anaknya. Ia mengaku permainan tradisional ini harus terus dilestarikan dengan membagi cerita kepada anak-anak yang akan jadi penerus.
“Saya juga membelikan ini agar ia ingat saat kecil pernah beli mainan seperti ini, dan juga saya ceritakan kalau dahulu mainan ini sangat favorit,” jelasnya.
Heti Rahmawati