Kitogalo.com – Siapa yang pernah mendengar wisata Curup Buluh Lahat? Nama Curup Buluh memang tidak terlalu terkenal layaknya Curup Maung yang berada di perbatasan Lahat dan Pagar Alam. Tetapi nyatanya, Curup Buluh merupakan wisata air terjun yang tak kalah indah dari Curup Maung. Berlokasi di Desa Lubukselo, Kecamatan Gumay Ulu, Lahat, biasanya para wisatawan mengunjungi curup cantik ini sepulang dari Pagar Alam dikarenakan letaknya yang memang hanya memakan waktu sejam dari Pagar Alam.
Curup Buluh memiliki pemandangan yang khas dikarenakan air terjun ini tersusun dari undakan batu sebanyak 7 tingkat. Awalnya, butuh waktu sekitar 8-9 jam dari Palembang untuk berkunjung ke air terjun ini. Namun dikarenakan sudah adanya tol Palindra yang mempersingkat waktu, kini hanya butuh waktu sekita 6 jam untuk menjangkau curup 7 tingkat yang unik ini. Dari kota Lahat, hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk mencapai Desa Lubukselo. Dalam perjalanan ke desa tersebut, kita akan melewati jalur berkelok-kelok diantara Bukit Barisan. Tak hanya bukit barisan, kita juga akan disuguhi dengan pemandangan gunung Dempo yang merupakan gunung tertinggi di Sumatera Selatan.
Tak hanya pemandangan alam, dalam perjalanan menuju Curup Buluh terdapat pula spot-spot buatan warga yang cukup kekinian dan instagramable. Pengunjung biasanya berhenti sebentar pada beberapa spot untuk mengambil gambar guna mengabadikan pemandangan yang kekinian berlatarbelakang bukit barisan. Disekitar spot foto tersebut, terdapat pula warung-warung kecil dan juga penjual jagung yang menyajikan jagung bakar dan jagung rebus layaknya di daerah-daerah bukit maupun pegunungan lainnya.
Saat hampir tiba di desa, kita akan disuguhkan dengan pemandangan kebun kopi yang sangat cantik di sisi kiri dan kanan. Ada bebeapa pengunjung yang turun sebentar untuk berfoto di kebun kopi milik warga tersebut. Setiba di desa, para pengunjung yang menggunakan kendaraan beroda empat harus memarkirkan kendaraannya di lahan parkir yang tersedia. Dari lahan parkir, pengunjung bisa menaiki ojek motor atapun berjalan kaki ke sebuah kebun kopi. Dari kebun kopi itu, para pengunjung masih harus melewati jalur yang cukup curam menuju air terjun selama 10 menit.
Walau jalur turun menuju Curup Buluh cukup melelahkan, namun kelelahan itu akan langsung terbayar saat kita disuguhkan oleh pemandangan super indah dari curup. Mengapa dinamakan Curup Buluh? Curup sendiri merupakan sebutan lain untuk air terjun. Sedangkan buluh merupakan kata lain dari bambu. Maka dari itu dinamakan lah air terjun bambu dikarenakan memang terdapat banyak bambu disekitar Curup Buluh.
Air yang turun dari Curup Buluh sangatlah menyegarkan dan tempat ini tidak terlalu ramai. Hanya terdengar suara air terjun dan juga suara sungai yang berada di sebrang Curup Buluh tanpa hiruk pikuk kendaraan dan lain-lain. Tempat ini sangat cocok bagi warga perkotaan yang ingin menghindari kebisingan kota. Bagi pengunjung yang membawa anak kecil tak usah khawatir, pasalnya curup ini aman bagi anak-anak dikarenakan dasar air terjun ini tidak terlalu dalam, yakni hanya 1 meter saja.
Untuk masuk dan menikmati keindahan alam yang satu ini, cukup membayar 5 ribu rupiah per orang dan 10 ribu rupiah untuk biaya parkir kendaraan. Tempat wisata Curup Buluh ini masih tergolong sepi dikarenakan masih banyak yang belum mengetahui air terjun nan indah ini. Pedagang pun juga belum ada berkeliaran menjajakan dagangannya disini. Maka dari itu, pengunjung bisa membawa makanan dan minuman dari rumah.
Agatha Olivia