Kitogalo.com – Provinsi Sumatera Selatan terkenal kaya akan kuliner. Tapi, tahukah kamu jika selain pempek sebagai penganan tradisional, ternyata Sumsel khususnya Palembang juga terkenal dengan kopi yang sudah populer sejak zaman penjajahan? Kemasyhuran kopi dari daerah-daerah di Sumatera Selatan tidak hanya terkenal di daerah saja, tapi juga secara nasional hingga mancanegara. Berikut ini redaksi sajikan kopi-kopi terbaik dari daerah wong kito galo.
Kopi Lahat
Kabupaten Lahat menjadi salah satu sentra kopi di Pulau Sumatera yang dulu juga disebut Pulau Andalas. Luas areal tanaman kopi di Lahat sekitar seratus ribu hektar dengan total produksi lebih dari 60 ribu ton per tahunnya. Luas lahan maupun produksi kopi Lahat yang terbesar adalah di Sumatera Selatan. Seiring dengan banyaknya perkebunan kopi di Lahat, minum kopi di Lahat pun menjadi sebuah budaya.
Proses memproduksi kopi di sini lumayan rumit. Untuk penentuan kualitas kopi bisa lewat kadar kering bijinya. Umumnya, dari petani kadarnya mulai dari 15% hingga 17%. Biji-biji kopi dari petani masih perlu pengeringan hingga kadar kekeringan mencapai target yang diinginkan. Pengeringannya memakan waktu empat hingga enam hari. Kopi Lahat ini dipasarkan di Palembang hingga ke Provinsi Lampung yaitu di Rajabasa, dan kini sering sekali mengikuti pameran kopi tingkat nasional.
Kopi Semendo
Sumatera Selatan juga punya Kopi Semendo. Kopi Semendo adalah istilah yang merujuk pada kopi robusta yang dihasilkan dari kawasan Bukit Barisan Selatan. Letaknya di Kabupaten Muara Enim. Secara popularitas nasional, kopi ini nyaris tidak terdengar. Apalagi jika dibandingkan dengan kopi-kopi dari Toraja, Kintamani, atau Gayo. Bahkan secara regional pun, Kopi Semendo boleh dibilang masih kalah populer daripada Kopi Basemah yang dihasilkan di Kota Pagar Alam.
Kopi Pagar Alam
Kota Pagar Alam adalah daerah penghasil kopi terbesar di Sumatera Selatan. Kopi sudah dibudidayakan di Pagaralam semenjak zaman pemerintahan Belanda. Nama Pagar Alam disematkan karena sesuai dengan keadaan daerah ini yang dikelilingi bukit yang berlapis-lapis, sehingga terbentuk seperti memagari daerah tersebut. Maka, jalan ke Pagar Alam memiliki banyak tikungan dan tanjakan. Di tengah lingkaran bukit tersebut, berdiri kokoh Gunung Dempo, yang menjadi salah satu tempat wisata Pagaralam.
Kondisi daerah yang masih banyak hutan rimba, menjadi tempat berkembang biak binatang buas termasuk binatang luwak. Karena masih banyak binatang luwak sedangkan buah-buahan sangat sedikit sekali maka kopi menjadi satu-satunya buah yang mudah di makan luwak. Jadilah di setiap musim panen raya kopi, sangat banyak ditemukan kopi luwak.
Dulu, petani kopi Pagar Alam tidak begitu menghiraukan kopi yang dimakan binatang luwak. Sebab, mereka lebih sibuk memetik buah kopi karena di musim panen raya sangat sulit mendapatkan tenaga kerja harian. Kopi jenis robusta ini memang berbuah lebat dan matang serentak, sehingga jika petani tidak cepat menyelesaikan pemetikan, maka kopi akan rontok karena terlambat dipetik. Namun, sebagian petani memang ada yang mengumpulkan kopi luwak untuk dijadikan minuman seduhan yang mereka anggap khasiat kopi luwak dapat menyembuhkan penyakit.
Kopi Empat Lawang
Empat Lawang adalah kabupaten termuda di Sumatera Selatan. Empat lawang menjadi kabupaten pada tahun 2007 setelah dimekarkan dari Kabupaten Lahat. Bagi kota Empat Lawang, kopi menjadi komoditi andalan masyarakatnya. Sentra kopi membuat kabupaten ini begitu melekat dengan aroma kopi. Tak heran jika kawo–sebutan kopi dalam bahasa daerah setempat–menjadi lambang kabupaten. Pemerintah daerah juga membuat motif batik berlatar kopi yang menjadi keunikan tersendiri. Identitas kabupaten kopi semakin mencorong setelah Pemerintah daerah getol mendorong pengembangan industri kopi.
Kopi OKU Selatan
Kopi OKU Selatan pernah mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pariwisata karena memiliki keunggulan Kopi Robusta dan Kopi Luwaknya. Cita rasa kopi yang hitam dan harum saat diseduh memang membuat kopi yang berasal dari Bukit Danau Ranau ini cukup diminati pecinta kopi tanah air.
Dengan beragam asal kopi tersebut, orang luar daerah Sumatera Selatan tetap menyebutnya kopi Palembang. Kini berbagai kopi yang berasal dari berbagai penjuru provinsi tersebut sudah diproduksi secara besar-besaran dengan berbagai merek dagang yang telah di-branding oleh beberapa industri rumahan atau dikenal dengan sebutan home industry.
Alex Ramdhani