Kitogalo.com, Palembang – Seakan tak pernah habis, event di Sumsel pun semakin beragam. Setelah sukses dengan Festival Sriwijaya 2018, Pemprov Sumsel melalui Disbudpar Sumsel kembali menggelar festival kebudayaan dan wisata yang tidak kalah meriah.
Festival tersebut diberi tajuk “Sriwijaya Coffee Festival 2018”. Gelaran event kali ini berlangsung di Kota Pagaralam, tepatnya di tangga 2001 yang fenomenal di kaki Gunung Dempo.
Pagaralam sendiri selama ini memiliki reputasi sebagai kota pegunungan dan penghasil kopi robusta terbaik di Sumsel. Bahkan sebagian hasil produksi kopi Pagaralam telah diekspor ke Belanda, Jerman dan Australia. Ajang yang ditunggu-tunggu pencinta kopi tersebut berlangsung pada tanggal 10 hingga 11 September lalu.
Robby Afrizon, panitia acara Sriwijaya Coffee Festival 2018 menyatakan festival tersebut digelar untuk mempromosikan Kota Pagaralam “Sriwijaya Coffee Festival bertujuan mengenalkan kota Pagaralam sebagai penghasil kopi Robusta terbesar di Indonesia” katanya dilansir dari genpi.co.
Pegiat pariwisata Sumsel dari komunitas Forum Pesona Sriwijaya itu menambahkan, acara berlangsung sukses dan ramai. Antusiasme warga Pagaralam sangat mendukung keberhasilan acara. Sriwijaya Coffee Festival 2018 menggelar banyak lapak warung kopi dan jajanan lokal. Acara tersebut juga dimeriahkan dengan penampilan pemain musik akustik Sumsel, Daun Tumbuh.
Puncaknya, diadakan workshop menyeduh kopi oleh Iyan Muhazan, barista profesional dari Palembang. Iyan mengaku sangat menyambut baik Sriwijaya Coffee Festival 2018. “Festival Kopi di Pagaralam pecah luar biasa”, ungkapnya.
Selain berfungsi menjadi daya tarik baru wisatawan Pagaralam, Sriwijaya Coffee Festival 2018 juga bertujuan untuk memperkenalkan produk kopi robusta lebih jauh lagi kepada masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Sumsel.
Di sisi lain, event tersebut diharapkan dapat mendorong warga Pagaralam agar dapat meningkatkan teknik dan proses penyajian kopi Pagaralam, agar nilai jual kopi yang kini tengah anjlok dapat meningkat kembali.
Heti Rahmawati