Kitogalo.com – Dua pria dengan petikan gitar dan suara lantang, itu dia Silampukau. Grup duo genre Folk ini menggebrak bursa musik Indie dengan lirik-lirik lagu kritis dan humoris.
Grup asal Kota Surabaya ini juga menyisipkan bait-bait lirik yang menceritakan tentang kota asalnya. Album pertama bertajuk Dosa, Kota dan Kenangan sukses membuat nama grup ini semakin tenar.
Digawangi Eki dan Kharis, mereka sepakat membuat project musik Folk di tahun 2009 lalu. Namun sayangnya band ini sempat vakum karena kesibukan masing-masing.
Di tahun 2013, kerinduan untuk kembali bermusik membakar semangat Eki dan Kharis. Mereka berdua akhirnya kembali membangunkan ruh Silampukau dengan menciptakan 10 lagu di album pertamanya.
Eits.. jangan kira lagu-lagu Silampukau sama seperti band indie pada umumnya. Mereka lebih tertarik mengangkat cerita tentang kesehariannya dan apa yang terjadi di kotanya.
Seperti lagu Bianglala yang menceritakan taman publik di Surabaya yang diramaikan dengan beragam aktifitas pengunjungnya.
Ada juga lagu Si Pelanggan yang mengangkat kisah lokalisasi Dolly yang ditutup resmi oleh Wali Kota (Wako) Surabaya.
Bait yang cukup humoris dihadirkan Silampukau di lagu Sang Juragan. Kalau kamu mendengar lirik-liriknya, Eki dan Kharis sangat jujur menceritakan tentang apa yang dirasakan penjual minuman keras di Surabaya.
Lirik lagu yang sederhana inilah membuat Silampukau mempunyai ciri khas sendiri. Dalam karyanya, mereka tidak lupa menyelipkan pesan-pesan ringan yang terdengar tidak menggurui.
Silampukau menjadi potret Kota Surabaya, yang menjadi sarana informasi melalui musik tentang permasalanan sosial, perempuan hingga kehidupan yang dialami warga Surabaya.
Bagi kamu yang belum tahu tentang Silampukau, Kuy dengerin lagu-lagunya.
Editor : Nefryu
BACA JUGA :
Nostalgia Yuk dengan 5 Media Sosial yang Kini Tinggal Kenangan
5 Wisata Alam di Selandia Baru yang Sangat Indah
6 Pesona Danilla Riyadi, Penyanyi Indie yang Down To Earth