Kitogalo.com, Palembang – Nama Miftakhul Jannah tentu tidak asing lagi setelah kejadian diskualifikasi Blind Judo Asian Para Games 2018, pada Senin 8 Oktober 2018 lalu.

Seharusnya Mifta berlaga di cabang Blind Judo 52 Kg kategori Low Vision menghadapi atlit dari Mongolia. Namun, karena mempertahankan hijab yang dikenakannya ketika juri meminta melepaskannya, dia memilih mundur dari pertandingan.

“Lebih banyak lega. Saya juga bangga karena sudah bisa melawan diri sendiri, melawan ego sendiri,” kata Miftahul Jannah.

Seperti yang dikatakan oleh Yuris, pengguna Instagram. Ia sangat salut akan keputusan yang dipilih Miftakhul Jannah

Wah luar biasa. Demi hijabnya, ia rela mundur dari pertandingan. Ini bukan sembarang ajang, karena sudah tingkat internasional, tapi dia rela tidak bertanding” ujarnya.

Darwin, pengguna akun Facebook juga mengungkapkan kekagumannya terhadap prinsip kuat yang dipegang gadis kelahiran 4 Mei 1997 ini.

Meskipun harus gagal dalam pertandingan, Miftakhul Jannah menjadi contoh positif bagi perempuan lainnya untuk mempertahankan hijabnya dalam kondisi apapun.

“Itu keputusan yang sangat bijak. Dia bisa berpegang teguh pada keyakinannya dan itu harus ditiru anak muda zaman sekarang,” ucapnya.

Miftakhul Jannah sendiri adalah salah satu atlit berprestasi penyandang disabilitas asal Aceh Besar. Seperti yang dilansir dari laman profil atlet Asian Para Games, Miftahul merupakan juara Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) 2016 yang berlangsung di Bandung.

Pada ajang tersebut, dia menyumbang medali emas kelas 48 kilogram. Walau berasal dari Aceh, tetapi saat itu ia mewakili kontingen Provinsi Jawa Barat.

Keputusannya tentu menarik perhatian banyak pihak, baik yang menyaksikan secara langsung atau yang mendapat informasi dari media sosial.

Semoga langkah Miftahkhul Jannah membuka jalan menuju karir yang lebih cemerlang ya…

Heti Rahmawati