Kitogalo.com, Palembang – Salah satu sebagai tempat peninggalan sejarah Bumi Sriwijaya yang bisa dikunjungi ialah Museum Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Museum ini kini tengah direnovasi dan menambah koleksi baru untuk menghiasi ruang depan.
Wajah baru museum ini yakni lukisan Ratu Sinuhun yang merupakan penulis Kitab Simbur Cahaya terpajang rapi di dekat pintu masuk.
Kitab ini berisi Undang-Undang (UU) tertulis perpaduan antara hukum adat dengan ajaran Islam. Ratu Sinuhun diperkirakan lahir di Palembang sekitar akhir abad ke-16 dan wafat tahun 1642 Masehi.
Di ruangan kedua, terdapat pameran baju Sultan dan lukisan simbol Kesultanan Palembang yang sempat hilang pada masanya. Baru sekarang bisa dipamerkan kembali paska kemerdekaan Indonesia.
“Lukisan Sultan Mahmud Badaruddin II menghiasi ruangan ketiga, lengkap dengan beragam senjata yang digunakan pada masa Kesultanan Palembang, seperti meriam, keris dan pedang,” kata staff Museum SMB II Kiki Fitria, kepada Kitogalo.com, Senin (15/10/2018).
Dan di ruang empat, pengunjung disuguhkan lukisan peperangan di Palembang masa kolonial dan lukisan proses pengasingan SMB II ke Ternate. Di ruang itu pula dipajang kursi dan meja tamu giwang serta botol-botol minuman masa penjajahan Belanda.
Serta ruang ke lima yang tak mengalami perubahan, dimana terdapat replika baju pengantin, kursi pelaminan, dan kamar pengantin khas adat Palembang.
Pengunjung nantinya bisa memasuki ruangan di lantai bawah yang awalnya ditutup. Disana, pengunjung disuguhkan gambar beragam jenis kain songket, sewet dan batik lokal.
Ada juga Gedogan yakni alat pembuat kain songket, serta terakhir terdapat miniatur rumah limas serta Masjid Agung Palembang.
“Sebenarnya masih ada ruangan yang akan dipugar lagi, namun nampaknya belum bisa di realisasikan dalam waktu dekat. Kita harapkan renovasi ini bisa meningkatkan jumlah pengunjung museum,” ujarnya.
Untuk tiket masuk cukup terjangkau, yakni untuk pelajar sebesar Rp1.000, mahasiswa Rp 2.000, wisatawan umum domestik Rp 5.000 dan mancanegara Rp20.000.
Ada fasilitas unik lainnya, yaitu pengunjung bisa memakai pembungkus alas kaki, tanpa harus susah payah melepas sendal atau sepatu saat memasuki museum.
“Itu inovasi baru dari pihak museum, kebijakan itu baru berlaku pasca Asian Games. Dulu banyak atlit yang tidak mau masuk ke museum karena tak mau lepas sepatu, akhirnya dicoba pakai pembungkus sepatu, jadi pengunjung tak perlu repot lepas alas kaki,” ucapnya.
Heti Rahmawati