Kitogalo.com, Palembang – Kebakaran Hutan dan Lahan di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel) saat ini masih terjadi. Dampaknya polusi udara dengan jarak pandang yang sangat terbatas, hingga terganggunya kesehatan masyarakat.
Karhutla juga kembali terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumsel. Salah satu kawasan di Sumsel yang turut menyumbangkan titik api dan kabut asap.
Pada hari Kamis (17/10/2019) kebakaran lahan terjadi di Lebak Nyale Desa Perigi Talang Nangka Kecamatan Pangkalan Lampam Kabupaten OKI.
Namun, ada pemandangan tak biasa ketika beberapa wanita yang tergabung dalam masyarakat peduli api (MPA), bersama satgas karhutla terlihat memadamkan api yang melahap lahan gambut diwilayah itu.
Para relawan cantik pemadam kebakaran yaitu Sinta (20) dan Rika (29).
Para wanita pemberani ini tidak hanya berperan di balik layar membantu logistik tim pemadam api, namun mereka terjun langsung ke titik kebakaran, mengoperasikan mesin pompa air di area terbakar, dan memadamkan api.
“Rasanya bersalah jika di dusun kita terbakar makanya kami selalu siap dipanggil jika ada kebakaran lahan.” ujar Sinta, Kamis (17/10/2019).
Shinta sudah bergabung di MPA sejak tahun 2015.Dia juga sudah beberapa kali dia mengikuti pelatihan pemadaman, baik yang diselenggarakan oleh Pemda OKI maupun NGO.
Semula, relawan perempuan hanya diberi tugas menangani logistik para petugas lapangan yang semuanya laki-laki. Namun tak butuh waktu lama bagi Sinta untuk ikut terjun berjibaku menghadang api.
Ia melakoni pekerjaan berat keluar masuk hutan, memanggul alat berat, menjinakkan api. Shinta mengakui keterbatasan fisiknya dibanding rekan-rekan lelakinya.
“Kalau memanggul alat, kami yang perempuan membawa perlengkapan macam selang air. Sementara alat-alat yang lebih berat dibawa lelaki.” katanya.
Lain lagi Rika (29) perempuan yang sehari-hari menjadi pengajar di PAUD Bunda Desa Talang Nangka. Kondratnya sebagai perempuan menurut dia bukan halangan untuk berbuat baik.
“Saya ingin menunjukkan bahwa perempuan juga bisa, kami tidak pernah takut yang penting di desa kami jangan ada api,” katanya.
Rika menceritakan serunya bertugas dilapangan bersama tim pemadam api. Dia merasa menemukan keluarga baru serta terikat kebersamaan dengan tim pemadam Karhutbunlah yang terdiri dari Unsur TNI/Polri, BPBD dan RPK
“Kadang mereka juga kasihan sama kami, kami dihibur disuruh kerjakan yang ringan-ringan saja tapi kami juga ingin melakukan apa yang dilakukan petugas laki-laki,” ujarnya.
Rika juga berpesan untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak membakar hutan dan lahan. Bahkan menurut dia kesadaran dini itu sudah dia tanamkan pada anak-anak didiknya di PAUD.
Khusus kepada para remaja perempuan ,dia mengajak untuk menjadi wanita yang tangguh tidak hanya sibuk nyinyir di meda sosial tapi memberi kerja nyata untuk masyarakat.
“Cantik itu tidak hanya yang terlihat diluar, masih banyak orang yang melihat kecantikan itu dari dalam, yang penting apa kita bisa berbuat untuk orang banyak,” ucapnya.
Editor : Nefryu