Kitogalo.com – PM China Zhou Enlai ternyata tak ada di dalam pesawat nahas itu. Pada menit-menit terakhir ia membatalkan penerbangannya di pesawat Kashmir Princess.
Para penumpang yang tewas di dalam pesawat mayoritas adalah anggota delegasi dan para jurnalis. Para mendiang berasal dari China, Vietnam dan Eropa.
Intelijen China kala itu diduga mendapatkan informasi bahwa seorang agen Taiwan berniat menanam bom di Kashmir Princess, saat pesawat itu mengisi bahan bakar di Hong Kong.
Tujuan utamanya untuk membunuh PM Zhou Enlai. Informasi intelijen rahasia itu mereka sampaikan pada sang bos. PM Zhou Enlai dikabarkan memutuskan untuk tak membatalkan penerbangan itu, meskipun pada akhirnya para awak pesawat dan penumpang yang menjadi korbannya.
“Itu adalah sebuah pengorbanan yang dilakukan demi tujuan yang lebih besar,” konon itu adalah dalihnya, seperti dikutip dari Times of India.
Di sisi lain, berdasarkan dokumen rahasia yang dirilis China, rencana perjalanan Zhou Enlai yang dirahasiakan telah menyelamatkan nyawanya.
PM Zhou belum meninggalkan China hingga 14 April 1955, ketika ia terbang ke Rangoon (Yangon) untuk bertemu dengan PM India Jawaharlal Nehru dan pemimpin Burma U Nu, sebelum bertolak ke Bandung.

Pesawat yang nahas sebenarnya dijadwalkan terbang lagi ke Rangoon untuk menjemput PM Zhou dan mengantarnya ke Indonesia.
Insiden tersebut kemudian memicu geger. Pihak Inggris, yang kala itu menguasai Hong Kong, membantah plot jahat pemboman pesawat Kashmir Princess dilakukan di wilayah kekuasaannya.
Namun, berdasarkan hasil penyelidikan intensif ditemukan, seorang staf bersih-bersih bernama Chow Tse Ming diduga adalah agen Taiwan. Entah siapa nama aslinya, dia diduga menanam bom itu.
Pada hari-hari jelang pemboman, Chow Tse Ming dilaporkan menghabiskan banyak uang, yang dibelanjakannya di sejumlah titik di Hong Kong. Jumlahnya fantastis, tak sesuai dengan gaji yang ia dapatkan sebagai petugas kebersihan bandara.
Apakah itu bayarannya untuk menanam bom? Tak ada yang tahu. Ia terlacak kabur dengan penerbangan Civil Air Transport (CAT) ke Taiwan. Polisi Hong Kong menduga, pria itu adalah agen pasukan operasi intelijen Kuomintang.
Pemerintah Hong Kong kemudian menahan 71 terduga agen mata-mata Taiwan. Namun, semuanya dibebaskan atas alasan tak cukup bukti. Akibatnya, tak ada satu pun pelaku yang dihukum atas ulahnya membom Kashmir Princess.
Seperti dikutip dari fly.historicwings.com, penyelidik Indonesia melaporkan temuan perangkat detonator MK-7 buatan Amerika, di antara puing-puing pesawat yang berserak. Apakah insiden itu adalah operasi Taiwan atau CIA, tak ada yang bisa memastikan.
Saat hubungan AS dan China dipulihkan pada awal 1970-an, dalam sebuah pertemuan, Zhou Enlai bertanya pada Henry Kissinger, penasihat keamanan Negeri Paman Sam.
Ia bertanya secara blak-blakan, apakah CIA pernah mencoba menghabisinya pada 1955. Kissinger dilaporkan tersenyum dan menjawab,
“Tuan Perdana Menteri, Anda menilai berlebihan kemampuan CIA,” ujar Henry Kissinger.
Sementara, William Corson, pensiunan staf intelijen AS pada akhir 1970-an mengungkap hal menarik dalam bukunya, Armies of Ignorance. Soal rencana detil AS menghabisi Zhou Enlai.
Editor : Nefryu
BACA JUGA :
11 April 1955, Tragedi Ledakan Pesawat yang Ditumpangi PM China (1)
7 Tulisan di Spanduk Iklan Ini Kreatif, Lucu atau Apa Yaa.. ?
Warganet Rangkai Puisi Justice For Audrey